Saya sangat mengagumi teman saya yang memberikan nasihat yang membantu memperbaiki diri. Tapi temanku ini Goib (dan kusebut dia Goib) sangat peduli kepada diriku. Ia bekerja untukku dalam menyumbangkan ide dan gagasan keilmuannya di setiap waktu memberikan istilah, pemahaman, dan kebaikan.
Dalam
momentum lain dia datang dengan cara berbeda. Ia menggugatku terkait caraku
menyampaikan pesan kebaikan yang tidak dengan kebaikan. Ia mewujudkan diri atau
dia hanya mampir sebentar meminjam salah satu temanku. Goib benar-benar
menyayangkan caraku.
“Mang, untuk menunjukkan kebenaran
yang ada dalam dirimu. Kamu jangan sampai menunjukkan kesalahan (yang menurut
dirimu) ada dalam orang lain. Sampaikanlah dengan bijak, kebaikan saja. Tanpa
menyalahkan.” Goib menyampaikan.
Jlebb.
Mengena.
Tapi
jujur aku bingung cara menyampaikan pesan dengan baik? Sampai saat ini aku
belum mencoba cara yang lain untuk menyampaikan pesan yang ia sampaikan. Kali
ini aku benar-benar tidak dimanjakan olehnya.
“Goib
ada saja caramu memberikan pesan kebaikan padaku.” Aku nyeletuk tengah malam
itu. Aku menikmati cara-caranya dan aku sangat berterimakasih kepadanya atas
jasanya kepadaku.