Senin, 15 Januari 2018

Tuhan Maha Mesra

KAMARUDIN
 Engkau itu kok nyindirnya mesra Tuhan. Engkau begitu baik menyindirku Tuhan. Tanpa menyakiti, tapi cara Mu menyenangkanku. Engkau memang Yang Maha Menyenangkan, Yang Maha Mesra, Engkau Yang Maha Baik. Aku ingin mengikuti cara Mu.
          
Mukyun berpuisi dalam remrem (pakai vocal kembang). Ia menikmati setiap penggalan kalimatnya. Duduk dengan beralaskan tikar berwarna biru yang ia sangat sukai.

            “Kamu kenapa Yuk.” Segi datang menghampiri Mukyun.

            Mukyun bercerita dengan nada ingin menyenangkan sahabatnya. “Hari ini aku menemukan peristiwa yang membuatku malu sekaligus senang.”

            “Malunya dimana? Senangnya dimana?”

            “Malunya, kamu mendengarkan ku berpuisi. Senangnya ketika Tuhan menyindirku. Tadi siang saat aku sholat Dzuhur di Masjid seorang bapak-bapak melantunkan sholawat dengan suara yang ikhlas, enak banget didengar. Karena itu aku merasa di sindir sama Tuhan. Mukyun kamu kok gak sholawatan.

            Isya’ tadi seorang pemuda seumaranku, wah sholatnya dia sangat khusyuk. Pemuda itu meneteskan air mata keikhlasan di hadapan Tuhan. Walaupun saat itu Tuhan tidak terlihat di hadapannya. Tapi pasti si pemuda itu sangat merasakan kehadiran Tuhan di hadapannya. Eh terus membatin semoga orang disampingku ini diampuni segala dosanya, disucikan dirinya, disucikan hatinya.”

            “Semoga kamu bisa seperti mereka ya Yuk.”

            “Oke Segi.”[]

Yogya, 15 Januari 2018
             

            

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib