Kamis, 04 Januari 2018

Nikmatilah Senyum Dari Gadis-gadis Tanah Air Indonesia

KAMARUDIN
Saya perkenalkan mereka teman-teman saya. Yang di depan adalah diri saya, kemudian di belakang sayang Dea, Us, dan Odi
Kamu lihat tuh senyum mereka ber-empat. Mereka adalah putra-putri tanah air Indonesia. Terutama nikmatilah senyum Dea dan Us, kalau Maru dan Odi jangan di nikmati.

Di sebuah tanah air yang tidak punya nama. Senyum nggak boleh, apalagi untuk ngomingin orang, nggosipin orang itu tidak ada. Bukan  karena mereka itu tidak ingin senyum, bukanya orang tersebut tidak ingin nggosip. Itu dikarenakan mereka punya batas untuk menggunakan mulutnya.

Syukurlah di negara kita ini bisa menikmati senyum dari siapapun. Bisa nikmatin senyum dari mbak-mbak cantik. Duduk santai menikmati segelas kopi, tiba-tiba mbak-mbak lewat memberikan senyuman. Oh nikmatnya hidup di tanah Indonesia.

Kita juga bebas senyum kepada siapapun. Balas senyuman mbak-mbak cantik juga sangat di anjurkan bagi kamu yang cowok. Siapa tahu itu jodohmu. Dari senyum turun ke hati, sah di pelaminan.

Maka dari itu untuk membentuk keindahan marilah tersenyum kepada siapapun. Senyum adalah tanda hormat, menghargai siapapun.

Indonesia adalah bangsa yang hebat luar biasa. Orang sangat mudah tersenyum. Orang-orang itu tersenyum dengan rasa kemanusiaan, rasa kecintaan, rasa kasih, rasa yang benar-benar berbagi kebahagiaan.


Indonesia memang luar biasa. Gelandangan (termasuk yang menulis ini), orang jalanan, yang punya utang sana-sini masih bisa tersenyum. Tidak perlu punya duit banyak untuk senyum bahagia. Karena kebahagiaan ada pada ruh, bukan materi. Bahagia ada dalam diri sendiri. Jika melihat orang kesulitan bantu dia, walaupun hanya dengan senyum. Tapi benar-benar senyum. Itu sedikit membantu dia membuka pikiran dan hati. 

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib