Sabtu, 07 April 2018

Asiknya Bimbingan Skripsi di Warung Jagung Bakar

KAMARUDIN

Saya mendapatkan balasan Watsap.

"Ok"

Sedangkan saya mengetik sangat panjang pesan yang saya kirimkan dan hanya di balas. Ok.

Selamat pagi pak Purwono. Mohon maaf pak mengganggu. // Saya Kadir, mahasiswa PGSD angkata 2014 bermaksud mau meminta bantuan bapak untuk berkenan memvalidasi instrumen penelitian/skripsi Matematika saya. // Apakah bapak berkenan untuk memvalidasi instrumen saya? Jika bisa, bapak bisa ditemui hari ini jam berapa nggeh dan dimana? Terima kasih pak. 
Saya menunda membalas Watsap tersebut, memilih mendahulukan melahap mie ayam jumbo. 

Saya dan teman-teman pulang dari warung mie ayam Affui yang terletak di daerah Babarsari, Sleman, Yogyakarta. 

Sampainya kami di kos aku lebih memilih istirahat sebentar di depan.  Sementara Tomi dan Irkhimin memilih solat asar duluan.

Saya membuka Watsap dan merespon Watsap dari pak Purwono.

"Mohon maaf pak, kira-kira bisa menemui bapak kapan nggeh?"

Kemudian pak Purwono menjawab.

"Nanti diwrg jg bakar." 

Saya kebingungan membaca balasan beliau. Aku bertanya kepada Izi. Ini dibaca apa ya? Nanti di warung jagung bakar. Izi membacakan.

Kemudian pikir saya asik juga nih dosen mengajak mahasiswa untuk bimbingan di warung jagung bakar.  

Balasan saya.

"Itu dimana nggeh pak?"

* "Wah pak Pur langsung mengetik Zi." Aku gembira.

"Mungkin beliau lagi selow dan pegang Hp." 

Maaf saya itu jual jagung bakar lho // nama dan nomor benar // tp bukan dosen pembimbing // tp jual jagung bakar 
Saya membaca berulang-ulang balasan dari pak Pur. Setelah membaca berulang-ulang, aku teringat, bahwa nomor yang saya save itu didapatkan dari Tomi. Nomor tersebut memang pemilik warung jagung bakar bukan dosen pembimbing skripsi.

Kampret. Bajigur. Tomi ngapusi aku. *************************** (kata-kata kekesalan).

Sebagai wujud kekesalan saya, sepatu milik tomi yang ditaruh diluar, saya buang. Sejauh-jauhnya. Saya tertawa tidak terbayangkan.

Irkhimin menutup solat Asar dengan salam dan Tomi sebagai jamaahnya. Mereka terkapar menahan tawa.

Kabarnya Irkhimin belum selesai membaca tahiyat. Ia memutuskan untuk langsung salam karena tidak bisa menahan tawa. 

Setelah mereka puas tertawa. Kemudian solat lagi, Tomi menggantikan posisi Irkhimin sebagai imam. 
  
Kisah ini terjadi pada Selasa 3 April 2018

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah berkomentar.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib