Selasa, 12 September 2017

Preman dan Kemerdekaan dari Manusia

KAMARUDIN
Kalau preman adalah orang yang bebas ngapaian saja sekehendaknya, ia punya kekuatan, dan ia punya kekuasaan. Tapi kekuasaan mereka itu selalu ada dalam kompetesi.

Itulah yang dikatakan maru pada malam itu. Sehingga membuat pikirannya selalu ingin melejitkan pemikiran aneh. Tapi aku anjurkan kamu jangan percaya dengan pemikirannya.

Amang panggilan akrab Maru di rumahnya mencoba menelisik preman itu hakikat sebenarnya. Ia mulai berpikir aneh. Ia menggunakan ilmu cocokologi, mencocokan kata dengan kata lain atau bisa juda kata dengan benda lain. Sehingga terjadilah obrolan dengan sahabatnya Segi.

"Segi aku menemukan asal kata preman."

Segi tidak percaya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh Amang. "Alah paling cuma ngarang."

"Menurut aku Pre itu berasal dari kata bahasa Inggris yang berarti bebas. Bebas kalau ditarik lagi ke yang lain akan menjadi merdeka. Tidak ada tekanan atas siapapun. Ia bebas memerdekakan diri." Amang serius, karena dia sekarang adalah anak kampus. "Sedangkan man itu dari bahasa Inggris juga yang berarti manusia. Jika preman itu berasal dari dua kata free dan man, maka preman itu artinya manusia yang merdeka."

"Ya terus?" Segi malas mendengarkan.

"Preman adalah manusia yang merdeka dari siapapun. Kalau ditarik dalam kerohanian preman itu merdeka dari tekanan makhluk Tuhan. Tuhanlah yang ia cintai, artinya dia juga tidak tertekan dengan perintah. Ia menganggapnya bukan sebagai perintah tapi sebagai wujud cinta dan kemesraan menikmati cintanya. Preman adalah manusia yang bebas dari pandangan makhluk dan hanya menganggap yang ada adalah pandangan Tuhan. Itulah preman." Amang tidak ingin menghentikan otaknya berpikir walau tak didengar oleh Segi.

"Terserah kamu Amang."[]




Senin, 04 September 2017

Tidak Lagi Di Permukaan Bumi, Manusia Akan Pindah Tempat Hidup

KAMARUDIN

Pagi-pagi saya diajak ziarah kubur ke makam kakek-nenek. Sesampai di makam, kami mengucapkan salam. 

Assalamualaikum. 

Atau boleh gak bilang halo semua penghuni kubur? He he he.

“Amang ayo do’ain kakek nenekmu.” Ibuku meminta berdo’a bersama.

Aku membela, tapi entah membela diri atau membela ibuku. “Seharusnya ibu yang lebih pantas mendo’akan kakek dan nenekku.”

“Tapi ibu tidak bisa.”

“Sebisanya bu.”

Ibu langsung memulai do’anya sesuai yang diinginkan untuk orangtuanya. Aku hanya membaca sholawat nabi dan mengaminkan do’a ibuku diterima oleh Tuhan.

“Andai saja kakek nenekmu masih hidup. Dia akan senang melihatmu mau sekolah, ngaji. Dia pasti senang, tapi sekarang beliau berdua sudah tiada.” Ibuku mulai curhat.

“Beliau berdua masih ada kok bu. Masih hidup.” Aku hanya pendek.

Tidak mungkin ibu dan aku mencari beliau berdua kalau beliau berdua sudah tiada. Bagiku mereka masih hidup di alam yang berbeda. Oleh karena itu, tujuan aku dan ibu untuk mendo’akan kehidupannya di tempat yang berbeda agar kehidupannya di sana diperkenankan Tuhan agar diberi tempat yang indah.

“Oh ya ya. Mereka masih ada. Bisa saja mereka melihat kita berada disini.” Ibu sepertinya tahu meksudku tapi mungkin bisa berlebihan juga.

Aku bengong ibu berkata begitu. Aku diam sampai akhirnya pulang. []

Minggu, 03 September 2017

Dunia Sebagai Taman Bermain Manusia

KAMARUDIN

“Aku terlalu banyak masalah, sehingga aku tidak mampu untuk menyelesaikannya.” Sukir bingung dan was-was sambil memegang kepalanya. Pipinya yang subur menampilkan pesimis.

“Anggap saja setiap masalahmu sebagai permainan dalam outbound yang diselenggarakan oleh panitianya.” Aku mengajak santai sambil kumatikan rokok lintingnya.

“Hey.” Ia membentak dan lagi membakar rokoknya.

“Permainan itu harus kamu selesaikan dengan serius dan mampu untuk selalu berusaha menyelesaikannya. Dunia ini sebagai taman tempat outbound kita bersama. Kita hanya memerlukan usaha untuk menyelesaikan permainannya. Walaupun nanti kita tidak bisa menyelesaikannya dengan sempurna. Yang perlu adalah usaha kita, konsisten usaha kita, dan ketika kita menyelesaikannya dengan tak sempurna kita tidak mendapatkan hukuman.” Joni menasehati.

“Oh ya? Berarti yang penting senang?”

“Tidak dong. Yang penting kita dapat menikmati setiap permainan dalam outboundnya walaupun kita lelah. Sehingga yang muncul adalah nikmat (kebahagiaan) ketika mampu menyelesaikannya.”

Sukir diam merenung melanjutkan menarik api dirokoknya.[]


Sabtu, 02 September 2017

Apa Sebenarnya Jati Diri dan Identitas?

KAMARUDIN

"Sekarang banyak orang yang terlalu getol mengejar identitas. Dikiranya identitas adalah jati dirinya."

"Terus menurut kamu jati diri itu seperti apa?" Aku mulai bertanya kepada Joni. 

"Jati diri itu ada dalam dirimu, personalmu yang terkait dengan apa yang ada dalam dirimu. Contohnya kamu diciptakan oleh Tuhan. Itu adalah dirimu. Tuhanlah yang menjadi panduan hidupmu."

"Terus apa kaitannya dengan jati diri dengan identitas?" Aku memulai penasaranku.

Jodi hanya terdiam, seperti mencoba mengolah pikirannya. Mengolah untuk mengeluarkan kebaikan hikmah. -batinku.

"Mungkin seperti ini. Identitas adalah apa yang kau kejar-kejar dari luar dirimu. Konsep yang dibangun manusia adalah yang kau kejar itulah identitas. Konsep yang meninggalkan konsep utama kehidupan yaitu konsep kehidupan yang diajarkan Tuhan." 

"Aku bingung." 

"Ya sudah kita jangan lanjutkan. Aku juga sebenarnya bingung untuk menjelaskan lagi ke kamu. Tapi kesimpulan saya bahwa identitas itu adalah dispresisi dari jati diri, dimana jati diri menurut aku adalah diriku sebagai makhluk, manusia, abdullah, dan khalifatullah."[]

Jumat, 01 September 2017

Jelaslah Yang Kaya Itu Adalah Perokok

KAMARUDIN

"Ternyata ya satu orang terkaya di Indonesia itu menyamai 100 juta orang. Terus uangnya itu dikemanakan?" Segi bengong.



"Kamu itu tidak usah mikir, dan gak usah mikirin kekayaan orang lain."




"Memangnya kenapa?" Ia tidak senang mengangkat dagunya.




"Ya memang tidak usah dipikirin aja. Toh kamu juga tidak dapat bagian dari kekayaannya, malah kamu yang menambah kekayaannya. Jadi, kamu adalah orang yang luar biasa menyumbangkan kekayaanmu pada orang kaya. Jadi yang sebenarnya kaya itu siapa? Kamu atau orang yang uangnya ditumpuk sampai triliunan-triliunan?" Aku paling senang kalau membuat orang berpikir lagi tentang apa yang belum dia pikirkan.




"Ya jelaslah yang kaya itu yang memberikan kekayaannya." Segi mulai terpengaruh.

"Tapi sebentar dulu, kok saya bisa menyumbangkan kekayaan untuk orang terkaya di Indonesia?" Segi penasaran sambil membakar rokoknya.




"Kalau orang menjual rokok tujuannya biar apa?"




"Biar untung."




"Terus yang mengonsumsi rokok itu termasuk kamukan?" Aku ingin memastikan.




"Iya. Aku pengkonsumsi rokok setiap hari."




"Dari rokok itu orang yang jualan rokok dapat untung, bosnya yang jualan rokok juga untung, yang membuat rokok juga untung. Untungnya itu dari uang yang kamu belanjakan untuk merokok itu. Jadi kamulah yang menyumbangkan kekayaan orang yang paling kaya itu. Jadi yang sebenarnya kaya siapa? apakah dia ataukah kamu?"




"em em. Pemberi kekayaan dong dan itu aku. Benar juga." Ia meneruskan menghabisi rokoknya.[]

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib