Jangan
tanya soal Instagramku followernya
berapa. Sedikit banget aku lebih banyak menjadi follower dari pada yang memfollow
aku. Tidak ada kejelasan akun yang
aku follow, tidak jelas dia itu
siapa, perusahaan apa. Tapi yang jelas
aku adalah follower sang Rasul
Muhammad SAW. Itu yang paling jelas.
Berhubungan dengan saya sebagai follower dari banyak akun ternyata saya
baru sadari bahwa saya terlalu banyak untuk menjadi pengikut. Terlepas dari
saya sebagai pengikut nabi Muhammad SAW (Muhammadiyah
istilah lainnya). Di media social
ternyata saya lebih banyak menjadi pengikut. Selain itu di dalam membaca buku
saya lebih banyak membaca teori dari pada membuat teori. Ya saya hanya menjadi follower dari beribu-ribu teori.
Pada akhir tahun kemarin saya
menemukan sebuah puisi yang di tulis oleh beliau penyair ternama Indonesia,
beliau ialah Khairil Anwar. Di sini
saya mohon maaf kepada beliau, saya akan mengambil potongan bait puisi beliau
yang berbunyi, “karena itu jangan mengerdip, tatap dan penamu asah, tulis karena kertas
gersang, tenggorokan kering sedikit mau basah.” Semoga lain kali kita bisa belajar dari puisi yang beliau tulis.
Beliau mengajak kita untuk berburu
arti dari setiap peristiwa yang terjadi terjadi sekarang, mencatat peristiwa
yang terjadi, peristiwa yang kita ikuti perkembangannya. Entah itu tentang politik,
budaya, social, pendidikan,
kebangsaan, dan yang lainnya. Catatlah ambillah hikmah darinya. Jangan hanya
menjadi follower dari peristiwa yang
terjadi, tapi ambil pelajaran darinya. Itu akan sangat bermanfaat bagi diri
kita dan orang lain.
Dengan mencatat setiap peristiwa
yang kita alami apalagi kita yang mengalaminya sendiri itu akan sangat
bermanfaat bagi kita. Jika itu hal besar maka catatlah dalam sejarah hidupmu,
tulislah, jangan sampai orang lain menulisnya, memplesetkannya dan
menjadikannya fitnah untukmu. Maka dari sekarang catatlah setiap peristiwa yang
kamu alami.
Kalau kamu adalah aktivis kampus
catatlah peristiwa yang kamu alami selama dirimu menjadi aktivis kampus, jangan
hanya menjadi pengikut kampus tanpa meninggalkan bukti-jejak. Jika kamu seorang aktivis masyarakat catatlah,
tulislah. Siapapun kita, catatlah peristiwa yang kita ikuti dan yang kita
alami. Ambillah setiap hal itu menjadi butiran hikmah yang bermanfaat bagi diri
kita dan bagi para penerus kita.