Senin, 17 Desember 2018

Titik-titik Rindu dan Maiyah

KAMARUDIN


Sinau Bareng Cak Nun & Kiai Kanjeng MAN 1 Magelang
Maiyah. Pertama kali yang mengajak saya untuk mengikuti majelis ini adalah seorang teman sekaligus kakak tingkat saya yang bernama Mas Irkham. Orang yang sederhana, pintar bergaul, dan sangat peduli.

Aku diajak maiyahan kalau tidak salah sejak tahun 2015. Aku lupa sejak semester 2 atau 3, aku benar-benar lupa. Maiyah pertamaku di salah satu tempat dekat UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Bahkan aku lupa ilmu yang dipelajari waktu itu. Bahkan beberapa kali maiyahan bahkan sampai belasan kali aku belum mampu mengambil ilmunya.

Maiyah MAN 1 MAGELANG - 4 Desember 2018
Ilmu yang dapat aku ambil dari maiyahan setelah beberapa kali menjalaninya adalah tentang harga diri sebagai bangsa dan suku. Yang mengagumkan lagi dari Maiyah adalah bisa membesarkan hati dan meluaskan pikiran. Sehingga aku merasa sangat nyaman dengan majelis ini. 

Kebesaran hati dan kebahagiaan yang dituang di maiyahan membuatku selalu rindu akan maiyah. Selalu ingin maiyahan setiap malam. Selalu ingin bertemu dengan semua yang ada di majelis maiyahan, terkhusus maiyah Sinau Bareng Cak Nun & Kiai Kanjeng dan maiyah Mocopat Syafaat.
Sedulur Maiyah - Ngaji Bareng, Desa Ringinharjo Bantul

Aku juga pernah coba Maiyahan di Suluk Surakartan yang berada di pinggiran Solo. Kenapa aku sebut pinggiran Solo? Iya karena tempatnya yang langsung di perbatasan Solo dan Sukoharjo. Bahkan Banner yang di pajang pada gapura adalah perbatasan Solo dengan Sukoharjo.

Sebaiknya hasil belajar kita tentang kebaikan menjadi pola pikir dan sikap dalam kehidupan sehari-hari. Pola pikir tentang kehidupan banyak saya temukan di Maiyah, termasuk mengenai pola pikir bagaimana kita harus menyikapi pilpres 2019.
Di Maiyah kita diajarkan untuk menjadi orang yang mendamaikan disetiap konflik kehidupan, baik konflik dalam keluarga, masyarat, dan Negara bahkan juga dalam pilpres 2019.

Kalau kita tidak bisa menyelesaikan masalah maka sebaiknya kita jangan menambah masalah. Serta banyak pola pikir yang aku dapatkan. Ohya aku mengingat hal yang penting yaitu kita jangan mudah berdebat tentang perbedaan, jangan memihak diantara saudara yang bertengkar tapi kita berusaha menjadi penengah mereka agar bedamai.

Imu-ilmu mengenai kebenaran, kebaikan, hikmah, dan keindahan juga banyak aku dapatka di Maiyah. Aku sangat bersyukur bisa menjadi salah satu bagian diantaranya.

Jamaah Maiyah Jomblo wlwl
Kekuranganku selama Maiyahan adalah tidak mencatat kapan aku pertama kali Maiyahan, serta titik mana saja yang pernah aku kunjungi saat Maiyahan. Titik-titik yang pernah saya kunjungi diantaranya Kab. Sleman (Lapangan Pemkab acara BCS, Sidoharjo, UTY, Mancasan Lor, Wedomartani, Amikom, Condong Catur, TVRI), Kota Yogyakarta (UIN, Mandala Wanitatama, Balai Kota, Mandala Krida, Jl Veteran, Keraton, Pakualaman, Korem Kota Baru), Kab. Bantul (Mocopat Syafaat, Rumah Maiyah, Lapangan Ngestiharjo, Sewon, Imogiri, STTKD, Lap Kabupaten, Kota Gede), Kab. Kulon Progo (Nanggulan), Kota Magelang (MAN Magelang), Kab. Magelang (Santren-Muntilan), Klaten (Prambanan), Sukoharjo (Suluk Surakartan). Hanya itu yang aku ingat. Harapan aku, semoga segerakan dipertemukan dengan Majelis Maiyah. 

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah berkomentar.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib