Rabu, 19 Desember 2018

Duniaku Bau Kotoran Tai

KAMARUDIN

Waktu itu salah satu sahabatnya  Amang sebutlah dia Finung pulang dari Magelang setelah mengikuti acara Maiyahan pada malam sebelumnya dan piknik-piknik di sekitaran kecamatan Borobudur. Dalam keadaan masih lelah dan kurang bertenaga ia memasuki kontrakan. 

“Jadi, kamu istirahat saja dulu.” Pinta Amang kepada sahabatnya yang tampak kelelahan.

“Amang. Aku ada kopi baru dari mbakku. Kalau mau dibuat, silahkan saja.”

“Iya.”  Amang mengambil kopi dan menyeduhnya.

Amang duduk dipojokan garasi kontrakan sambil menikmati kopi dan sebatang rokok. Garasi kontrakan yang berukuran lumayan besar sekitar enam kali empat meter, yang jadikan sebagai tempat tidur. Mereka terbiasa berbagi cerita dan sekedar kongkow tidak jelas di garasi.

Dalam satu tarikan asap rokok, Amang tiba-tiba berkata “Garasi ini bau tai, tainya mesti banyak sekali.” Amang begitu kesal dengan bau yang menggangu rokok-an dan minum kopinya. Amang kemudian pergi dari garasi dan pindah tempat tidur ke kamar tidur depan.
Belum saja Amang duduk. Tampak dirinya tidak betah dan mencium bau tai “ah kamar tidur kok gak pernah dibersihkan, kamar ini banyak tainya.” Amang pindah ke ruang tamu, dapur, dan seluruh ruang dalam kontrakannya. “Sama saja, kontrakan ini penuh dengan tai.”

Amang sangat kesal sekali, karena tidak bisa menikmati kopi dan rokoknya dengan damai. Dimana-mana ia dipenuhi dengan bau tai. Kemudia dia keluar kedepan rumah sambil memandangi tanaman yang ada didepannya. Dia meletakkan kopi disampingnya sambil menggerutu “ah disini bau tai juga, dunia ini penuh dengan tai.”

Kegagalan menikmati kopi dan rokok membuat Amang sangat-sangat kesal dan emosi gara-gara tai. Kemudian dia  masuk rumah, ia tak sengaja memandangi cermin di dinding ruang tamu. Tampak di cermin itu, bibir bagian atasnya ada tai yang menempel.

Seketika itu dia mengambil air dan membersihkannya. Amang kembali kepojokan garasi dan menikmati sebatang rokok dan kopi.

Ternyata kotoran tai yang baunya sangat menyengat itu tidak terletak pada ruangan yang ia tempati, bukan juga di dunia yang dia tinggali, namun ada di depan hidungnya. Kalau kotoran tai yang ada pada hidungnya tidak dia lihat dulu dan tidak dia bersihkan maka kemanapun kita pergi pasti akan mencium bau kotoran tai.

Maka oleh karena itu, Amang sebaiknya bercermin dulu ketika dia mencium bau kotoran, baru dia memantaskan dirinya lebih baik dulu, membuat dirinya rapi dan bersih sebelum minum kopi agar bau kotoran pada dirinya nihil. Dia jangan langsung menilai atau memaki ruangan-ruangan yang ia tempati. Semoga Amang kedepannya bisa membersihkan kotoran-kotoran pada dirinya.

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah berkomentar.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib