Tiada lain hidup itu adalah gurauan semata. Namun gurauannya harus serius. Bergurau dalam hidup itu tidak untuk digurau-guraukan.
Jangan juga pergurauan dunia itu meropotkanmu. Jangan kaku banget sama hidup, ada saatnya kamu harus tertawa ada saatnya kamu harus serius.
Pertemukanlah bergurau dengan serius, agar hidup tambah asik dan bermakna. Ibarat kopi dan ngakak barenga. Kopinya harus benar-benar kopi, dan ngakaknya harus berbahagia.
Kalau ada hastag #2019daunmarupresiden. Kamu jangan baper. Gitu saja kok baper, gitu saja kok repot.
Pada
tulisan sebelumnya pernah saya ceritakan penderitaan dan kepolosan saya saat
dikerjain si Tomi. Kamu bisa baca bagi yang belum baca tentang saya diajak
untuk bimbingan di warung jagung.
Selain itu
saya juga akan menceritakan bahwa saya sebelumnya pernah mengerjai si Tomi.
Saat itu juga korban saya bukan hanya Tomi, tapi satu lagi namanya Damir.
Saat
itu kami berjalan-jalan di perpustakaan terbesar di Asia Tenggara. Apakah
disini ada yang tahu itu di mana? Atau mungkin kamu pernah berkunjung kesana?
Sebagian
besar mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta tidak akan asing dengan perpustakaan
tersebut. Grahatama Pustaka yang dikelola oleh BPAD DIY.
Bersama
tiga teman saya memilih duduk di Gazebo bagian timur gedung Perpustakaan. Di depan
kami sudah siap sedia dua gelas berisi kopi. Kami bertiga mengelilingi gelas
kopi, sepertinya kami sangat menikmatai kopi itu.
Bahwa
kopi tersebut bukanlah kopi pesanan kami, tapi kopi tersebut adalah sisa yang
ditinggalkan oleh orang lain. Kami tak sempat menikmati kopi tersebut, hanya
saja sisa kopi itu kami sediakan untuk Tomi. Biarkan saja dia yang
menikmatinya.
Kopi
tersebut sangat dingin dan sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Karena telah
dikerumuni oleh kawanan semut yang menikmatinya. Namun dengan kejailan saya dan
teman-teman meracik kembali kopi tersebut dengan apik sehingga terlihat sangat
layak untuk dikonsumsi.
Saya
dan teman-teman kalau duduk seperti itu, kurang abdol kalau tidak ada kopi.
Karena kebiasaan itu akhirnya yang membawa niat jahil saya dan teman-teman
mengerjai si Tomi.
Datanglah
si Tomi yang barusan keluar dari sayap selatan perpustakaan.
Cah aku
ngelak banget. [Teman aku haus banget.]
Ia
langsung menarik gelas berisi kopi dan langsung meminumnya.
Kok
anyep. [Kok dingin.]
Aku dan
yang lain tidak bisa menahan tawa. Aku ngakak, begitu juga yang lain. Kami
rasanya bahagia banget tertawa karena berhasil mengerjai si Tomi.
Berselang
beberapa waktu. Kabarnya Damir akan menyusul kami.
Kami
berpikir ini adalah kesempatan kedua. Kami tata kembali gelas kopi itu dengan rapid
an siap diminum.
Cah,
iki kopi ne sopo? [Ini kopinya siapa?]
Diombe
wae. [Diminum saja.]
Ia
langsung meminum kopi tersebut. Dan sepertinya menikmatinya. ~Wel wel wel. Berhasil juga kami ngakak, untuk kedua kalinya. Terutama Tomi yang sepertinya balas dendam.
Diem-diem
bae, Ngopi woe.