Kamis, 10 Januari 2019

Prasangka Saya Terhadap Cak Nun dan Maiyah

KAMARUDIN


Dalam beberapa artikel yang akan saya posting kedepannya adalah catatan Maiyahan yang saya hadiri. Pengennya sih menuliskan semuanya di sini, tetapi karena tradisi atau kesadaran literasiku lambat, jadi yang saya tuliskan di sini merupakan Maiyahan mulai 17 Agustus 2017. Walaupun saya mengikuti Maiyahan sejak 2015.

Namun sebelum saya menulis hasil Maiyahan saya akan mebawa Anda untuk mengenal prasangka pertama kali saya terhadap Maiyah. Saya mengikuti Majelis Maiyah awalnya diajak oleh kakak tingkat kampus. Saat itu Maiyahan dilaksanakan di gedung Mandala Bakti Wanitatama pada 6 Desember 2015.

Kepada Generasi wlwl 5.0 (pembaca Daunmaru.blogspot.com), saya akan memberi tahu Anda prasangka saya terhadap Maiyah.

“Maru. Nanti ikut aku acara Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng.” Ajak teman saya, Irkham.

Waktu itu saya mengiyakan saja.

Setelah sampai di tempat. Kita mencari tempat duduk lesehan. Sebelum kami masuk gedung kami terlebih dahulu diberikan makanan kecil untuk menemani Sinau Bareng di dalam gedung.

Kami duduk sangat jauh dari panggung. Wanita dan laki-laki duduk berdampingan. Sendal yang aku bawa masuk aku taruh di depanku persis.

Saya menyangka bahwa Kiai Kanjeng itu adalah orang yang akan menyampaikan pengajian. Mengapa kok saya menyangkanya begitu? Iya otomatislah karena Kiai itu melekat dengan tokoh agama. Belakangan saya mengetahui bahwa Kiai Kanjeng itu adalah nama Gamelan. Prasangka yang pertama itu jelaslah salah.

Jujur saat pertama kali saya mengikuti acara ini, saya tidak pernah berprasangka kepada caknun, tidak tertarik juga untuk bertanya siapa sih beliau. Yang membuat saya sangat tertarik adalah Kiai Kanjeng. Benar-benar saya mengira Kiai Kanjeng itu adalah nama seorang Kiai. Namun prasangka saya salah.

Kalau anda menanyakan kepada saya apa ilmu yang anda dapat dari isi acara tersebut? Mungkin saya akan menjawab, tidak ada. Yang saya ingat hanyalah lagu-lagu yang dinyanyikan seperti sebelum cahaya dan kemesraan yang dinyanyikan diakhir acara.
Acaranya asik dan saya sangat tertarik serta saya sangat penasaran. Untuk memenuhi rasa penasaran saya, maka saya mencari di Yutub.

Sekedar ini sebagai pembuka. Ohya jangan lupa tambahkan kopi.

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah berkomentar.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib