Senin, 28 Agustus 2017

Daun Pun Mengabdi Kepada Sang Pencipta

KAMARUDIN

Pagi itu mendung. Seekor ulat bergelantungan memanjat pohon teh menuju pucuk tertinggi. Ia tak sengaja mendengar curhatan daun pada sang matahari.

Aku mengabdi pada penciptaku. Jika aku diminta tumbuh maka aku akan tumbuh. Tumbuhku tak pernah aku hawatirkan akan tidak bertahannya aku. Kalau sang penciptaku meminta kau tumbuh maka sejak itu Ia telah menjamin kehidupanku. Memang aku tidak bisa mencari sendiri keberadaan jaminan hidupku. Aku hanya yakin sang penciptaku telah menjamin hidupku. Maka aku akan abdikan diriku untukNya. Jika aku lebih bermanfaat dimakan oleh makhluk lain, aku akan siap mengorbankan diri. Karena tidak lain pengabdianku ini hanya kepada Sang Penciptalah.

Matahari yang selalu memberi manfaat kepada daun sejenak merenung.  "Aku mungkin tidak pernah tahu kamu memakai cahayaku yang ku sinarkan ke Bumi. Tapi aku tidak tahu dari mana asal cahayaku ini. Aku tidak percaya seperti ini adanya."

Matahari dan Daun bercengkrama dalam pengabdian satu sama lainnya. Hanya saja mereka berbeda cara mengabdikan diri. Mereka sama-sama mengabdikan diri pada penciptanya.

Ulat tak kuat menahan sedihnya. Ulat menugaskan dirinya untuk encari bagaimana ia dapat bermanfaat bagi makhluk lainnya.



KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah berkomentar.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib