Senin, 19 Maret 2018

Harga Gelas Pecah Itu Rp.2000,-

KAMARUDIN

Settt. Aku buka chat Watsapku.

Prak. Cetreng. Jurr. Pecahan gelasnya tercecer kemana-mana. Terjadilah banjir bandang di meja makan. Orang-orang memandang banjir itu terjadi tidak ikut membantuku menalanginya. Aku sedih, mereka tak mau mengulurkan tangannya.

Aku terbebankan sedih, luka, dan mengobatinya sendiri. Satu persatu aku pungut pecahan gelas itu. Semua pecahan telah aku angkat. Banjir yang menggenangi meja, aku keringkan dengan kekuatan aji serbet yang aku dapat dari tukang soto.

Saat tukang soto memberikan serbet itu, dia hanya bilang mas pakai ini dan tersenyum meninggalkanku.

Kesalahan buruk yang aku lakukan untuk mengawali pagi. Membuka chat watsap dan menggeser tanganku ke tempat gelas berdiri menampung air teh.

Ambruklah gelas itu dan hancur menjadi berkeping-keping. Kekuatannya menampung air sekarang sudah sirna gara-gara kecerobohanku. Ceroboh membuka chat watsap saat makan.

Perhatian orang disampingku bukan kepada ambruk sebuah kekuatan penampung air. Tetapi perhatian dan fokusnya kepada diriku.

Tidak ingin lama pada perhatian mereka. Aku menuju kasir.

“Bu soto satu, gorengan tiga, teh hangat.”

“Tigabelas ribu mas.”

“Sama tadi saya pecahkan gelasnya satu.”

“Limabelas ribu mas.”

Aku membayar sesuai harga.

Ini pengalaman saya membayar gelas pecah. Padahal gelas pecah itu tidak ada harganya di toko-toko. Bahkan orang lain akan membuangnya. Ia tidak memiliki harga lagi. Tapi berbeda jika di warung soto tempat aku makan, harganya menjadi Rp.2000,-.

Oleh karena itu, jangan buang gelas pecahmu. Bawalah ke warung soto, akan dibayar Rp.2000,-. wkwk

KAMARUDIN / Pengarang & Penulis

Biasa dipanggil Maru. Aktivitas sehari-harinya adalah mengajar, menulis, nonton sepak bola, dan membaca buku. Penyuka kopi. Selalu mencari kebenaran.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah berkomentar.

Coprights @ 2016, Blogger Template Dibuat oleh Templateism | Templatelib